Wednesday, December 18, 2013

Dewi Persik Lepas dari Kemusyrikan

DEWI PERSIK LEPAS DARI KEMUSYRIKAN
Beberapa waktu lalu saya melihat infotainment di TV tentang Dewi Persik yang berobat ke Umi Zubaedah karena sakit diduga diguna-guna...

Umi Zubaedah adalah pelaku pengobatan alternatif yang sudah kita lihat di TV mengobati Olga Syahputra dengan cara menulis huruf-huruf Arab (Katanya Ayat Al Qur'an) lalu diminumkan...

selain itu dengan cara mengoleskan telur ke penyakitnya dan setelah dipecahkan ternyata ada darah dan benda lain di telur.

Begitupun yang terjadi dengan Dewi Persik...

Dewi Persik diobati Umi Zubaedah dengan cara yang sama... Dan Dewi Persik menangis dan merasa sangat berterima kasih karena telah disembuhkan...

Melihat tayangan itu... saya merasa tidak suka... dan sangat skeptis kepada Dewi Persik...

Beberapa hari kemudian... tanggal 19 Desember 2013... Dewi Persik muncul lagi di Infotainment dengan sikap yang sangat berbeda...

Ternyata... ibu dari Dewi Persik menonton tayangan pengobatan Dewi Persik...
Ibu Dewi Persik langsung menasehati Dewi Persik bahwa apa yang dilakukannya sangat salah.
Ibu Dewi Persik mengatakan bahwa pengobatan menggunakan media telur atau yang semacam itu adalah syirik.

Ibu Dewi Persik sampai mengatakan kalau kamu melakukan perbuatan itu... lebih baik ibu masukkan ke perut ibu.
Dengan ditayangkannya pengobatan Dewi Persik, menurut ibu Dewi Persik, orang-orang yang menonton banyak yang akan disesatkan dan penyebabnya adalah Dewi Persik.
Dan Alhamdulillah Dewi Persik telah sadar dan terhindar dari kemusyrikan... dan mengklarifikasi di TV. Dewi Persik mengatakan lebih baik dimusuhi manusia daripada dimusuhi Allah SWT.
ALHAMDULILLAHIROBBIL 'ALAMIIN

Friday, August 31, 2012

APAKAH BUMI BEROTASI?

Saya akan mengutip artikel dari http://artikelq.weebly.com/apakah-bumi-berotasi.html. Yaitu: 

Kalau kita memakai nalar kita tentang rotasi bumi, mungkinkah benar bumi kita berotasi? mengapa kita tidak merasakan putarannya, padahal kata para ahli kecepatan bumi mencapai lebih dari 1.000 km/jam seharusnya kita bisa merasakan kecepatan putaran itu tapi mengapa tidak? Lalu mengapa jika kita naik pesawat dari negara A menuju negara B kok tidak melihat perputaran bumi? Padahal jika kita melihat roda kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi masih bisa dilihat bahwa roda itu berputar mengapa bumi kita tidak? Masuk akalkah komentar para ahli yang mengatakan bumi berotasi? Pertanyaan diatas adalah hal yang paling banyak dipertanyakan oleh kita yang katanya para ahli masih awam dan tidak pintar, benarkah? Logika kita sangat menentang teori rotasi bumi, itu disebabkan karena memang sebenarnya bumi tidak berotasi.

Tambahan dari saya: 
Bukti bahwa bumi tidak berotasi adalah bintang... Bintang di langit sudah digunakan oleh nelayan dari sejak zaman dulu... dan hal itu disebutkan di Al Qur'an:
Al An'am
97. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.
Luqman
29. Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Kalau bumi berputar, tentunya hal itu akan mengakibatkan berubahnya posisi bintang-bintang di langit. Tapi... kenyataannya bintang di langit itu tetap di posisinya dari matahari tenggelam sampai matahari terbit. Jadi semua teori para ilmuwan itu salah. Matahari bukan salah satu dari bintang-bintang, karena matahari itu bergerak dari timur ke barat sedangkan bintang tidak bergerak.

Kesimpulan: 
Bumi dan langit itu sebenarnya tidak bergerak. Langit itu adalah sebuah kubah yang di tengahnya adalah bumi. Benda-benda di antara langit dan bumi itulah yang bergerak... bukan bumi.
http://whypulsa.blogspot.com

Sunday, July 8, 2012

Syirik = Menyekutukan Allah

-->

Al Israa
57. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

 
Az Zumar
3. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

 
Al Ahqaaf
28. Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.
http://whypulsa.blogspot.com

Tuesday, November 15, 2011

Keyakinan Nur Muhammad, Cikal Bakal Keyakinan Wihdatul Wujud

Keyakinan Nur Muhammad, Cikal Bakal Keyakinan Wihdatul Wujud

Kategori: Aqidah

Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam… Beliau merupakan hamba Allah sekaligus utusan-Nya. Allah telah memilihnya sebagai hamba-Nya yang paling mulia dan sebagai pengemban risalah bagi seluruh jin dan manusia. Selain itu, Allah juga telah memuliakan beliau dengan beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh makhluk selainnya.

Keyakinan Nur Muhammad
Di antara keyakinan tentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak tersebar di Indonesia, khususnya bagi mereka yang biasa bergelut dengan dunia ke-sufi-an, adalah keyakinan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di ciptakan dari cahaya Allah; dan seluruh alam semesta diciptakan dari cahayanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Benarkah pemahaman ini?

Syubhat Mereka
Yang menjadi dasar atas keyakinan tersebut adalah sebuah hadits yang terdapat banyak dalam kitab-kitab sufi. Hadits tersebut adalah sebagai berikut:

`Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada shahabat Jabir bin `Abdilla al-Anshariy radhiyallahu `anhu, dia mengatakan: “Saya bertanya: ‘Wahai Rasulullah, Demi bapak dan ibu saya sebagai tebusan bagimu, kabarkan kepada saya tentang makhluk yang pertama Allah ciptakan sebelum Dia menciptakan selainnya.’ Beliau menjawab: ‘Wahai Jabir, makhluk yang pertama Allah ciptakan adalah cahaya Nabimu yang Dia ciptakan dari cahaya-Nya. Kemudian Dia menjadikan cahaya tersebut berputar dengan kuat sesuai dengan kehendak-Nya. Belum ada saat itu lembaran, pena, surga, neraka, malaikat, nabi, langit, bumi, matahari, bulan, jin, dan juga manusia. Ketika Allah hendak menciptakan, Dia membagi cahaya tersebut menjadi 4 bagian. Kemudian, Allah menciptakan pena dari bagian cahaya yang pertama; lembaran dari bagian cahaya yang kedua; dan `Arsy dari bagian cahaya yang ketiga. Selanjutnya, Allah membagi bagian cahaya yang keempat menjadi 4 bagian lagi. Lalu, Allah menciptakan (malaikat) penopang `Arsy dari bagian cahaya yang pertama; Kursi dari bagian cahaya yang kedua; dan malaikat yang lainnya dari bagian cahaya yang ketiga. …[di akhir hadits beliau mengatakan] Beginilah permulaan penciptaan Nabimu, ya Jabir.”

Derajat Hadits Nur Muhammad
Wahai saudaraku, semoga Allah menunjuki kita ke jalan-Nya, ketahuilah bahwasanya sanad (silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadits) merupakan bagian dari agama kita, yang dengannya Allah menjaga agama ini. `Abdullah bin Mubarak mengatakan: “Sanad merupakan bagian dari agama. Kalau tidak ada sanad, tentu orang akan seenaknya berkata (tentang agama ini).”

Syaikh Dr. Shadiq Muhammad Ibrahim (salah seorang yang telah melakukan penelitian terhadap hadits ini) mengatakan: “Semua kitab-kitab sufi yang terdapat di dalamnya hadits ini, tidak ada yang menyebutkan sanad dari hadits tersebut. Mereka hanya menyebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh `Aburrazzaq. Saya telah mencarihadits tersebut dalam kitab-kitab yang ditulis oleh `Abdurrazzaq dan saya tidak menemukan hadits tersebut.”

`Abdullah al-Ghamariy (seorang pakar hadits) mengatakan: “Hadits tersebut merupakan hadits maudhu` (palsu). … Bersamaan dengan itu, hadits tersebut juga tidak terdapat dalam kitab Mushannaf `Abdurrazzaq, Tafsir-nya, dan tidak juga dalam Jami`-nya. … Maka shahabat Jabir bin `Abdullah radhiyallahu `anhu (perawi hadits menurut mereka) berlepas diri dari menyampaikan hadits tersebut. Demikian juga `Abdurrazzaq, dia tidak pernah menulis hadits tersebut (dalam kitabnya). Orang yang pertama menyampaikan hadits ini adalah Ibnu Arabi. Saya tidak tahu dari mana dia mendapatkannya.”

Konsekuensi yang Sesat dan Menyesatkan
Keyakinan sesat yang timbul sebagai konsekuensi dari hadits di atas adalah sebagai berikut:

Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam diciptakan dari cahaya
Keyakinan ini tentu saja merupakan bentuk pengingkaran terhadap al-Qur`an yang dengan jelas menyatakan tentang kemanusiaan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam.
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Katakanlah: ‘Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (QS. Al-Israa`: 93) Dan manusia diciptakan dari tanah, bukan dari cahaya. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kalian dari tanah. Kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang biak.” (QS. Ar-Ruum: 20)
Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam berasal dari cahaya Allah
Ini merupakan perkataan tentang Allah tanpa dasar ilmu. Kita tidak bisa berbicara tentang Allah, kecuali melalui kabar dari-Nya, baik yang terdapat dalam al-Qur`an, maupun hadits yang sah dari Rasulullah shallallahu `alahi wa sallam. Allah Ta`alaberfirman yang artinya: “Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: ‘Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita mengatakannya, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), Ini adalah dusta yang besar.” (QS. An-Nuur: 16)

Keyakinan Ini Tidak Lebih Baik Dari Keyakinan Nashrani
Puncak dari keyakinan sesat yang timbul sebagai konsekuensi dari hadits tersebut adalah keyakinan wihdatul wujud, yaitu keyakinan bahwasanya Dzat Allah bersatu dengan semua makhluk-Nya. Mereka mengatakan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diciptakan dari cahaya Allah, kemudian dari cahayanya shallallahu `alaihi wa sallam diciptakanlah seluruh makhluk selainnya. Jadi, semua makhluk pada hakikatnya adalah berasal dari cahaya AllahTa’ala. Keyakinan ini (wihdatul wujud) sangat jelas kebatilannya. Bahkan, para ulama menyebutkan bahwa keyakinan orang Nashrani tentang tuhannya lebih baik dari keyakinan tersebut, karena Nashrani hanya mengatakan bahwa Dzat Allah menyatu dengan Isa `alaihis salam. Maha Suci Allah dari apa-apa yang mereka katakan. (lihat Muasuu`atur radd `ala shufiyyah)

Vonis dari Para Ulama
Ibnu `Arabi… Nama tersebut tidak asing lagi ditelinga kita. Siapakah dia? Dia merupakan salah satu tokoh sufi yang gencar dalam mempopulerkan keyakinan ini. Karena keyakinannya ini (wihdatul wujud) para ulama telah mengkafirkannya, mulai dari ulama yang sejaman dengannya, hingga ulama yang hidup saat ini. Di antara ulama-ulama besar yang mengkafirkannya adalah Ibnu Hajar al-`Atsqalany, Ibnu Katsir, Ibnu Shalah, dan al-Qasthalany, semoga Allah merahmati mereka semua. (lihat Muasuu`atur radd `ala shufiyyah)

Allah di atas Seluruh Makhluk-Nya
Di antara keyakinan Ahlus Sunnah adalah bahwasanya Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman yang artinya: “Dan Dia-lah yang Mahakuasa, yang berada di atas hamba-hamba-Nya” (QS. Al-An`am: 18)

Imam Syafi`i rahimahullah berdalil dalam menetapkan ketinggian Allah di atas seluruh makhluk-Nya, dengan hadits dari Mu`awiyah bin Hakam (yang diriwayatkan oleh Imam Muslim). Ketika itu dia ingin memerdekakan budak perempuannya. Maka Rasulullah menguji budak perempuan tersebut – apakah dia termasuk orang beriman atau tidak – dengan bertanya: “Di mana Allah?” Kemudian budak perempuan memberikan isyarat ke arah atas. Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Siapa saya?” Budak tadi menjawab, “(Engkau adalah) utusan Allah.” Kemudian Beliau bersabda: “Bebaskan budak tersebut karena dia adalah orang yang beriman.” (Manhaj Imam Syafi`i fi Itsbail `Aqidah, hal. 355)

Semoga Allah menunjukkan kepada kita jalannya yang lurus dan melindungi hati kita dari keyakinan-keyakinan batil tersebut. Amin.


Penulis : Abu Ka’ab Prasetyo
Artikel Muslim.Or.Id
http://whypulsa.blogspot.com